Banyak sekali kisah atau legenda yang berkembang di Indonesia. Salah satunya yang bisa kamu simak adalah cerita rakyat Si Kelingking yang berasal dari Jambi ini. Penasaran seperti apa? Mending cek selengkapnya di bawah ini!Kamu mungkin kurang familier dengan cerita rakyat Si Kelingking asal Jambi ini. Nah, karena tak kenal maka tak sayang, tidak ada salahnya kalau kamu membaca kisah nusantara yang satu yang satu ini cocok banget, kok, dijadikan hiburan. Terlebih lagi, tidak hanya sekadar menghibur, tetapi ada pesan moral yang bisa kamu dapatkan setelah artikel ini, kamu tidak cuma bisa membaca cerita lengkapnya saja, lho. Nanti, akan ada juga penjelasan singkat mengenai unsur-unsur intrinsik dan fakta menarik dari cerita rakyat Si Kelingking asal Jambi ini. Daripada kebanyakan basa-basi, langsung saja baca kisahnya Rakyat Si Kelingking Asal Jambi Sumber Gambar Rumah Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri yang tinggal di sebuah dusun di Negeri Jambi. Pasangan tersebut sudah sangat lama menikah. Sayangnya, mereka belum juga diberi keturunan. Mereka sudah mengupayakan segala cara untuk mendapatkan anak. Namun, keinginan tersebut tetap saja belum bisa terwujud. Di tengah keputusasaannya, mereka semakin mendekatkan diri pada Tuhan dan berdoa. Isi doanya kira-kira demikian “Tuhan, kami ini sudah lama menikah, tapi belum juga diberikan seorang keturunan. Karuniakanlah seorang anak kepada kami. Meskipun hanya sebesar kelingking, kami akan menerimanya.” Benar saja, beberapa bulan kemudian, sang istri hamil. Akan tetapi, suaminya menyangsikan hal tersebut karena sang istri sudah cukup berumur. Terlebih lagi, tidak ada tanda-tanda kehamilan yang terlihat. Walaupun demikian, istrinya tetap bersikeras kalau ia hamil. Perasaannya sebagai wanita yang mengatakan hal tersebut. Ia juga merasakan kalau di dalam perutnya seperti ada sesuatu yang bergerak. “Kenapa abang masih tidak percaya kalau aku hamil? Bukankah kita dulu meminta pada Tuhan untuk diberikan seorang anak meskipun itu sekecil jari kelingking?” katanya. “Ya, Istriku. Kamu mungkin benar. Bisa saja kehamilanmu ini tidak terlihat karena anak kita memang sebesar jari kelingking,” pasrah sang suami. Kelahiran Si Kelingking Tidak terasa, sembilan bulan telah berlalu. Sang istri kemudian melahirkan seorang anak laki-laki yang besarnya hanya sejari kelingking. Meskipun begitu, pasangan tersebut tetap merasa bahagia karena doanya untuk memiliki anak telah terkabul. Suami istri ini kemudian menamai anaknya Si Kelingking sesuai dengan ukuran tubuhnya. Mereka merawat dan membesarkan anak lelakinya itu dengan penuh kasih sayang. Hari berganti hari dan tahun berganti tahun. Si Kelingking kini telah menjadi seorang pemuda meskipun tubuhnya masih tetap kecil. Keadaan fisiknya tersebut tidak menjadikan halangan. Walau tubuhnya kecil, ia tetap bisa membantu kedua orang tunya untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Pemuda itu juga tidak merasa rendah diri karena memiliki fisik berbeda dari yang lain. Ia benar-benar menerimanya dengan ikhlas. Lagi pula, ia tahu bagaimana perjuangan kedua orang tuanya untuk mendapatkan dirinya. Baca juga Legenda Asal Usul Danau Malawen dan Ulasannya, Sebuah Imbauan untuk Mendengarkan Nasihat Kedua Orang Tua Kedatangan Nenek Gergasi Sumber YouTube – TV Anak Indonesia Hingga pada suatu hari, Negeri Jambi kedatangan seorang perusuh bernama Nenek Gergasi. Konon, wanita tua ini adalah hantu pemakan apa saja yang memiliki detak jantung, termasuk manusia. Hal tersebut tentu saja membuat para warga resah. Orang-orang tidak ada yang berani keluar karena takut dimakan oleh Nenek Gergasi. Karena keadaan menjadi semakin genting, raja kemudian menyuruh semua rakyatnya untuk mengungsi, termasuk keluarga Si Kelingking. “Anakku, cepatlah bersiap-siap! Kita harus segera pindah ke tempat yang lebih aman,” kata ayahnya. Bukannya segera bersiap, pemuda tersebut malah terdiam dan termenung sejenak. Melarikan diri seperti ini bukanlah cara yang tepat. Kalau ingin aman, maka nenek itulah yang seharusnya diusir, begitulah batinnya dalam hati. “Ayah… sepertinya aku tidak akan ikut mengungsi. Biarkan aku tinggal di sini saja,” katanya. “Kamu yakin? Memangnya kamu tidak takut dimakan Nenek Gergasi?” tanya ayahnya. “Ayah tidak perlu khawatir. Aku akan mengusir wanita tua pengganggu itu,” ucapnya. Hal itu tentu saja membuat ayahnya ragu, bagaimana anaknya yang sekecil itu bisa mengalahkan Nenek Gergasi. Si Kelingking kemudian menjelaskan karena ukuran tubuhanya yang kecil ini akan lebih memudahkan rencananya. Ia hanya meminta tolong ayahnya membuatkan lubang untuk tempat sembunyi. Dirinya pun berjanji akan memberitahukan pada semuanya jika sudah berhasil mengusir nenek tua itu. Menjalankan Rencana Para warga, termasuk ayah dan ibunya, sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman. Si Kelingking tinggal sendirian di desa dan bersembunyi di sebuah lubang yang telah dibuatkan oleh sang ayah. Saat hari sudah menjelang malam, Nenek Gergasi pun datang ke desa tersebut untuk menyantap manusia. Namun setibanya di sana, ia merasa heran karena desa ini begitu sepi. “Wahai manusia, di mana kalian? Aku sudah sangat lapar sekali ingin segera memakan kalian!” serunya dengan nada sedikit marah. Walau sedikit takut, Si Kelingking memberanikan diri untuk menjawabnya. “Aku di sini, Nenek Tua.” Nenek tua tersebut celingukan mencari sumber suara, tapi tidak kunjung menemukan sosok Si Kelingking. Nenek Gergasi berteriak lebih keras dan dibalas oleh pemuda itu dengan tak kalah kerasnya. Wanita ini mulai ketakutan. Ia mengira ada orang sakti yang akan memusnahkannya. Selang beberapa detik kemudian, Kelingking pun berkata, “Kemarilah, Nek. Aku juga lapar sekali. Sepertinya memakan dagingmu sudah cukup membuatku kenyang.” Mendengar perkatan tersebut tentu saja membuat Nenek Gergasi berlari ketakutan. Karena tidak memperhatikan jalan, ia kemudian jatuh ke dalam jurang dan mati. Setelah merasa semuanya aman, Si Kelingking keluar dari tempat persembunyiannya. Ia kemudian pergi menemui orang tuanya untuk menyampaikan kabar baik ini. Setelah itu, warga desa berbondong-bondong untuk kembali ke rumah masing-masing. Baca juga Kisah Abu Nawas tentang Pesan Bagi Para Hakim dan Ulasan Menariknya, Pelajaran untuk Selalu Profesional dalam Bekerja Dipanggil oleh Raja Sumber Pahamify Setelah Nenek Gergasi musnah, kehidupan para warga kembali normal. Mereka sudah tidak takut lagi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Orang-orang juga sangat berterima kasih kepada Si Kelingking karena berani mengusir nenek pengganggu itu. Berita mengenai Si Kelingking yang mengusir Nenek Gergasi sampai juga ke telinga sang raja. Setelah itu, raja menyuruh beberapa pengawal untuk membawa pemuda ke hadapannya. Tak berapa lama kemudian, pemuda itu datang bersama dengan kedua orang tuanya. “Wahai, anak muda. Apakah benar engkaulah yang sudah mengusir Nenek Gergasi dari desa?” tanya sang raja. “Benar, Baginda. Hamba tidak mungkin berbohong pada Baginda,” jawabnya sopan. “Baiklah kalau begitu, aku memercayai apa yang engkau katakan. Namun jika engkau ketahuan berbohong dan si nenek kembali, maka siap-siap saja engkau kujadikan makanan tikus miliki putriku,” ancam sang raja. “Ampun, Baginda. Apabila memang terbukti berbohong, hamba siap menerima hukuman tersebut. Namun jika benar, hamba ingin dijadikan panglima istana,” kata Si Kelingking. Syarat yang diajukan oleh pemuda itu tentu saja sangat berat. Namun mengingat mengusir Nenek Gergasi tidaklah muda, raja menyanggupi permintaan tersebut. Setelah itu, Kelingking dan kedua orang tuanya kemudian pulang ke rumah. Diangkat Menjadi Panglima Dalam perjalanan pulang, Si Kelingking merasa cemas luar biasa. Ia merasa ragu karena dirinya tidak melihat sendiri Nenek Gergasi yang jatuh ke jurang. Beberapa waktu kemudian ketika kembali dari ladang, Si Kelingking dan ayahnya menemukan melihat jasad Nenek Gergasi di jurang. Seketika itu juga, pemuda itu merasa lega karena si nenek tidak akan pernah kembali mengganggu lagi. Bersama dengan ayah dan beberapa saksi mata, laki-laki muda itu menghadap raja untuk membuktikan itu semua. Raja yang teguh memegang janji itu kemudian mengangkat pemuda itu sebagai panglima kerajaannya. Walau memiliki tubuh yang kecil, Si Kelingking dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Beberapa bulan kemudian, ia memiliki keinginan untuk memiliki seorang istri. Laki-laki bertubuh kecil itu mengutarakan niat tersebut kepada orang tuanya. Ia meminta untuk mereka melamar putri raja untuknya. Hal ini tentu saja membuat orang tuanya terkejut. Bagaimana mungkin mereka yang rakyat biasa berani melamar anak raja? Orang tuanya tentu saja enggan melakukannya. Si Kelingking pun terus mendesak. Mau tidak mau, kedua orang tuanya setuju dan memberanikan diri melamar sang putri. Baca juga Cerita Rakyat Ular Kepala Tujuh dari Bengkulu & Ulasan Menariknya, Bukti Kerendahan Hati dan Keberanian Bisa Mengalahkan Kekejian Perihal Lamaran Sumber YouTube – TV Anak Indonesia Keesokan harinya, kedua orang tua Si Kelingkin pergi menghadap raja dan menyampaikan maksud kedatangan mereka. Seperti yang sudah diduga, tentu saja raja mencaci mereka. “Anak kalian memang tidak tahu diuntung. Diberi sejengkal, minta sedepa. Aku sudah memberikan jabatan tinggi untuknya, tapi sekarang ia meminta anakku? Yang benar saja!” hardik sang raja. Karena tahu ini akan terjadi, orang tua pemuda itu hanya bisa diam dan menerima. Mereka lalu pulang dan mengatakan hal tersebut pada anaknya. Rupanya Si Kelingking adalah seorang yang gigih. Penolakan tersebut tidak membuatnya putus asa. Ia lalu meminta sang ibu untuk menemaninya menemui sang raja. Ia akan mengatakan lamarannya secara langsung. “Ampun, Baginda. Baginda mungkin sudah tahu bahwa maksud kedatangan hamba ke mari adalah untuk meminang putri Baginda. Maka dari itu, izinkanlah hamba menikahi sang putri.” Raja tentu saja ingin melampiaskan amarahnya, tapi sang putri buru-buru mendahului ayahnya berbicara. Katanya, “Ampun, Ayahanda. Perkenankanlah Ananda menerima lamaran ini. Ananda bisa menerima Si Kelingking apa adanya.” Perkataan sang putri tentu saja membuat raja terkejut. Raja bahkan menanyakannya sampai berulang kali dan mengatakan kalau di luar sana masih ada laki-laki yang lebih baik dan gagah dari Kelingking. Namun, jawaban putri tetaplah sama. Ia bersedia menikah dengan pemuda bertubuh mungil itu. Kalau sudah begini, sang raja tidak dapat melakukan apa pun selain merestuinya. Pernikahan dan Kerajaan Baru Pesta pernikahan putri raja dan Si Kelingking diadakan dengan begitu meriah. Sayangnya, banyak sekali warga yang bergunjing dan mengatakan kalau pasangan itu tidak serasi. Tak sedikit pula yang mengatakan kalau sang putri mau menerima pemuda itu hanya karena balas budi karena membuat keadaan kembali aman setelah mengusir Nenek Gergasi. Akan tetapi, pasangan pengantin itu tak ambil pusing. Setelah semua acara selesai, sang raja kemudian membekali pasangan baru tersebut sebagian wilayah kerajaan, beberapa pengawal, dan banyak harta benda. Baginda menyuruh mereka untuk membangun kerajaan sendiri. Kehidupan pernikahan Si Kelingking berjalan dengan baik. Hanya saja, terkadang si putri merasa jengkel karena suaminya itu sering pergi tanpa pamit. Anehnya, setiap kali sang suami pergi, ada seorang pemuda gagah yang datang menemuinya. Kata pemuda itu, “Wahai Putri, ke mana suamimu Si Kelingking?” Sang putri menjawab kalau suaminya sedang pergi. Sang pemuda kemudian meminta izin untuk masuk ke dalam rumah. Karena itu melanggar adat, tentu saja sang putri tidak mengizinkannya. Dengan penolakan tersebut, pemuda tersebut kemudian pergi. Baca juga Legenda Watu Maladong dari Nusa Tenggara Timur, Batu Sakti yang Menyuburkan Sumba, Beserta Ulasan Menariknya Jati Diri Kelingking yang Sebenarnya Sumber YouTube – TV Anak Indonesia Kesabaran Putri Raja sepertinya sudah mulai menipis menghadapi kelakuan Si Kelingking yang sering menghilang. Kemudian pada suatu malam, ia pura-pura tertidur. Saat mendapati istrinya tidur, laki-laki itu lalu mengendap-endap pergi. Ia tidak tahu kalau sang istri membuntutinya dari jauh. Ternyata, Si Kelingking pergi ke sebuah sungai tak jauh dari rumahnya. Setibanya di sana, ia lalu membuka pakaian dan berendam di sungai tersebut. Tak berapa lama kemudian, muncullah pemuda gagah dari sungai. Dari kejauhan, sang istri tentu saja terkejut melihatnya. Pemuda itu adalah orang yang sering menemuinya ketika suaminya diam-diam pergi. Sekarang, sadarlah wanita itu kalau laki-laki gagah yang sering menemuinya adalah sang suami. Tanpa pikir panjang, ia lalu mengambil pakaian yang ditanggalkan suaminya lalu membawanya pulang untuk dibakar. Keesokan harinya, pemuda gagah itu kembali menemui sang putri. Karena tidak diizinkan masuk, ia lalu pergi lagi. Namun tak lama kemudian, ia datang kembali. Katanya, “Tolong izinkan aku masuk. Aku adalah Si Kelingking suamimu. Diriku tidak bisa lagi kembali ke wujud asliku karena seseorang mencuri pakaianku,” adunya. “Aku melakukan semua ini hanya untuk menguji kesetiaanmu padaku. Maafkan aku, Istriku,” lanjutnya. Setelah itu, Putri Raja mengaku kalau dirinyalah yang mengambil lalu membakar pakaian itu. Hal itu dilakukannya supaya sang suami tidak usah diam-diam pergi lagi untuk berganti wujud. Akhir cerita, pasangan ini semakin bahagia menjalani kehidupan pernikahannya. Si Kelingking juga dapat memimpin kerajaannya dengan baik. Baca juga Legenda Si Penakluk Rajawali Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya, Pelajaran Berharga tentang Ketulusan Unsur-unsur Intrinsik dari Cerita Rakyat Si Kelingking Asal Jambi Sumber Peta Tematik Indonesia Legenda Si Kelingking dari Jambi ini cukup panjang, ya? Meskipun begitu tetap seru untuk dibaca, kan? Nah berikutnya, kamu bisa menyimak penjelasan singkat tentang unsur-unsur intrinsik yang membangun kisah tersebut. 1. Tema Kamu mungkin sudah bisa menebak tema apa yang diusung oleh cerita rakyat Jambi berjudul Si Kelingking ini. Ya, benar. Temanya adalah tentang jangan meremehkan seseorang karena penampilan fisiknya semata. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada beberapa tokoh dalam cerita rakyat Si Kelingking berasal dari daerah Jambi ini yang diulas lebih dalam. Tokoh-tokoh tersebut adalah orang tua Kelingking, si Kelingking, Raja, dan Putri Raja. Orang tua Si Kelingking adalah orang yang tabah dan tidak mudah putus asa. Mereka juga begitu menyayangi anaknya meski memiliki fisik yang berbeda dari yang lain. Berikutnya, ada si Kelingking yang tidak rendah diri karena berbeda dari orang lain. Ia juga pribadi yang pemberani dan pantang menyerah untuk mendapatkan apa yang dimau. Di urutan ketiga, yaitu sang raja. Ia sebenarnya adalah ayah yang baik dan mau memberikan yang terbaik untuk putrinya. Hanya saja, terkadang ia sedikit kasar dan mudah marah. Dan yang terakhir adalah putri raja. Wanita ini memiliki kepribadian yang baik dan bijak. Ia mau menerima Si Kelingking apa adanya dan bersedia menikah dengannya. 3. Latar dari Cerita Rakyat Jambi Si Kelingking Secara umum, latar tempat dari kisah tersebut adalah daerah Jambi. Nah untuk lebih spesifiknya, sudah disebutkan beberapa di atas, yaitu desa Si Kelingking, jurang, kerajaan, dan sungai. 4. Alur Sementara itu, alur dari cerita rakyat si Kelingking ini menggunakan progresif atau maju. Kisahnya dimulai dari kelahiran Si Kelingking yang sudah didambakan oleh orang tuanya selama berpuluh-puluh tahun. Meskipun memiliki tubuh sebesari jari kelingking, tapi ia tetap tumbuh dengan baik. Setelah dewasa, dengan keberaniannya pemuda tersebut mengusir Nenek Gergasi yang mengganggu ketenteraman warga desa. Setelah itu, ia diangkat menjadi panglima kerajaan. Ceritanya tidak berhenti di situ saja. Ia kemudian ingin melamar sang putri untuk dijadikan istri. Walau awalnya tidak mudah, tapi dirinya berhasil memperistri putri raja. Di akhir cerita, ternyata Si Kelingking merupakan seorang pemuda yang gagah dan tampan. Ia dan istrinya hidup bahagia di kerajaan barunya. 5. Pesan Moral dari Cerita Rakyat Jambi Si Kelingking Dari cerita rakyat Si Kelingking asal daerah Jambi ini, kamu bisa mengambil pelajaran hidup yang berharga. Salah satunya adalah jangan berputus asa untuk mendapatkan sesuatu. Tunjukkan kegigihanmu, maka kamu akan mendapatkannya. Selanjutnya, jangan pernah menilai seseorang hanya karena fisiknya semata. Setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Amanat terakhir dari cerita rakyat Jambi berjudul Si Kelingking ini adalah jangan merasa rendah diri karena memiliki fisik yang berbeda dari yang lain. Tidak seharusnya kekuranganmu menghentikan langkah untuk mendapatkan apa yang kamu mau. Selain unsur-unsur intrinsiknya, jangan lupakan juga unsru ekstrinsik yang membangun kisah tersebut. Unsur ekstrinsik ini biasanya berhubungan dengan nilai moral, sosial, dan budaya. Baca juga Kisah Suri Ikun dan Dua Burung Beserta Ulasan Menariknya, Dongeng Adik Bungsu yang Dibenci oleh Kakak-Kakaknya Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Jambi Si Kelingking Sumber Youtube – Multi Media Setelah menyimak ulasan mengenai unsur-unsur ekstrinsiknya, berikut ini ada fakta menarik dari legenda si Kelingking yang sayang kalau di lewatkan. 1. Versi Lain dari Cerita Rakyat Jambi Si Kelingking Kalau dalam versi yang satu ini, kisah awalnya sama, yaitu ada pasangan yang sudah menikah lama, tapi tak kunjung mendapatkan anak. Setelah itu mereka berdoa memohon untuk mendapatkan keturunan meski hanya sebesar jari kelingking. Mereka bahagia sekali ketika Si Kelingking lahir. Sayangnya ketika semakin dewasa, ia memiliki nafsu makan yang sangat besar. Hal itu tentu saja membuat orang tuanya yang hidup pas-pasan kewalahan. Hingga pada suatu hari, orang tuanya memutuskan untuk menyingkirkan anaknya. Sang ayah lalu mengajaknya ke hutan. Pria tua itu menebang pohon besar lalu diarahkan pada anaknya supaya mati. Setelah itu, ia pulang ke rumah dengan perasaan lega karena anaknya sudah tertimpa pohon. Namun alangkah terkejutnya dirinya karena pada malam harinya, sang anak tiba di rumah dengan membawa pohon besar itu dan berlaku seolah tidak terjadi apa-apa. Tak berhenti di situ, pasangan tua itu berbagai cara untuk menyingkirkannya, tapi tak pernah berhasil. Akhirnya, mereka menyerah dan menerima keadaan anaknya dengan lapang dada. Si Kelingking lalu memanfaatkan kekuatannya untuk melakukan pekerjaan berat lainnya. Dari situ, ia mendapatkan uang sendiri untuk biaya makannya yang besar dan masih bisa membantu orang tuanya. Baca juga Cerita Rakyat Batu Ajuang Batu Peti dan Ulasan Menariknya, Kebohongan yang Membuat Kapal Berubah Menjadi Batu Kagum Membaca Cerita Rakyat Si Kelingking dari Jambi di Atas? Demikianlah tadi kisah lengkap, penjelasan unsur intrinsik, serta fakta menari dari cerita rakyat Si Kelingking yang bisa kamu simak di sini. Bagaimana? Semoga kamu terhibur dengan ceritanya dan mendapatkan pengetahuan, ya! Tak hanya legenda Si Kelingking asal Jambi, masih banyak juga cerita rakyat dari daerah lain yang tidak kalah menarik, lho. Contohnya yang bisa kamu simak di sini adalah kisah Batu Kuwung, asal mula Telaga Biru, dongeng Putri Malu, dan masih banyak lagi. Kalau misalnya mencari dongeng-dongeng dari luar negeri, kisah tentang fabel atau binatang, dan cerita nabi, kamu pun dapat menemukannya di sini. Lengkap banget, kan? Makanya, kamu harus baca PosKata terus! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.
Kaliini, Mendag Zulkifli Hasan memantau bapok di Pasar Angso Duo, Jambi, hari Selasa (2/8/2022). Di pasar ini, terpantau sejumlah harga bapok sudah mulai turun. "Kebutuhan-kebutuhan pokok di sini alhamdulillah terkendali. Tadi bawang sudah murah sekali Rp 35.000 per kilogram, cabai memang sudah turun tapi masih Rp 75.000 per kilogram. Jambi - Angso Duo menjadi binatang yang melegenda dan sarat dengan nilai-nilai sejarah, utamanya sejarah terbentuknya "Tanah Pilih Pesako Betuah" Kota Jambi. Kini posisi penting sejarah dan seiring berkembangnya zaman, Angso Duo dituangkan lewat canting ke dalam motif batik khas Jambi yang diberi nama batik Angso Duo. Seperti apa filosofi Angso Duo yang dituangkan menjadi batik? Berdasarkan catatan sejarah, Kepala Museum Negeri Jambi, Leni Nurleni menyebutkan, Angso Duo identik dengan Orang Kayo Hitam dan Tanah Pilih. Pada era kerajaan Jambi, saat itu Orang Kayo Hitam adalah pemegang keris Siginjei dan berhasil mengalahkan Temenggung Merah Mato. Menikahi Perawan dengan Mahar Rp300 Ribu, Apa Kabar Kakek Badu? Isak Tangis Keluarga Sambut Jenazah Agung Hercules di Rumah Duka Kisah Jodi Bocah Pemungut Cengkih di Kuningan Menimba Ilmu Berbekal Semangat Usai mengalahkan temenggung tersebut, Orang Kayo Hiyam kemudian menikah dengan Mayang Mangurai, putri dari Temenggung Merah Mato. Setelah menikah, keduanya pun berusaha menemukan daerah pilihan untuk dijadikan kerajaan dengan cara mengikuti sepasang angsa milir di Sungai Batanghari. Kemudian setelah milir, Angso Duo ini naik ke darat untuk mandi tanah mupur dan menghilang tepatnya di Kota Jambi, kini kawasan yang didatangi sepasang angsa itu berdiri Masjid Agung Al-Falah. Sehingga, sesuai pesan temenggung Merah Mato, di mana angsa tersebut berhenti, maka di situ lah tempat yang dipilih untuk mendirikan kerajaan Tanah Pilih. "Karena sejarahnya Angso Duo tadi, maka mendorong perajin batik membuat motif Angso Duo ke dalam khazanah batik sebagai simbol daerah Jambi. Angso duo ini menjadi milik bersama, sehingga pencipta motif ini hingga kini tidak diketahui siapa," kata Leni kepada Kamis 1/8/2019. Motif batik Angso Duo, kata Leni, tergolong motif fauna yang melegenda dan sarat dengan nilai sejarah. Selain sejarah, motif ini memiliki kandungan pesan yang cukup mendalam, yakni nilai kegigihan dan kesabaran dalam berusaha. Serta nilai keselarasan antara sesama makhluk ciptaan Tuhan. Selain itu, nilai yang terkandung dalam motif Angso Duo ini kata Leni, adalah keselarasan antara manusia dan binatang untuk saling menghormati sesama makhluk. Termasuk kepada binatang. "Binatang memang tidak dikaruniai akal, tapi binatang memiliki insting yang tingggi, termasuk angsa. Dan berkat instingnya itu binatang bisa membaca tanda-tanda alam," kata Leni seraya menambahkan, selain batik, Angso Duo juga menjadi lambang untuk Kota Jambi. Sedangkan dalam motif batik Angso Duo yang amati, terlihat untuk motif utama dari gambar Angso Duo tersebut, dikombinasikan dengan gambar pendukung seperti gambar-gambar garis melengkung dan gambar bunga. Hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi penyuka batik. "Suka dengan motifnya, lebih menonjol kedaerahannya, orang Jambi pasti tahu sejarah Angso Duo. Dan juga dengan kita memakai batik motif lokal bisa mengangkat perajin batik lokal juga," kata Vita Putri, warga Kota Jambi saat memilih batik di salah satu gerai batik di kawasan Simpang Pulai, Jambi. CeritaRakyat Jambi Angso Duo. Dahulu kala, tersebutlah seorang raja terkenal bernama Rangkayo Hitam. Setelah lama membujang, akhirnya ia menemukan tambatan hati bernama Putri Mayang. Anehnya, setelah menikah. sang ibu memintanya untuk melakukan sesuatu yang tak biasa.Inilah cerita rakyat Jambi tentang Asal Usul Angso Duo yang inspiratif dan singkat yang akan tabbbayun ceritakan untuk kalian kisah yang berjudul cerita rakyat Jambi tentang Asal Usul Angso Duo yang sangat sebuah kerajaan Pagaruyung yang berada di bawah naungan kerajaan Majapahit, hiduplah seorang putri yang cantik dan cerdas bernama Putri Selaras Pinang Masak. Ia adalah putri tunggal dari Raja Pagaruyung yang bijaksana. Putri Selaras tinggal di hulu sungai Batanghari, sebuah tempat yang indah di wilayah Selaras memiliki semangat yang pemberani dan keinginan yang kuat untuk melindungi rakyatnya. Ketika berita tentang pemisahan Pagaruyung dari Majapahit mencapai telinga Putri Selaras, ia merasa kekhawatiran yang mendalam. Ia tahu bahwa jika ia tetap tinggal di istana Pagaruyung, ia akan terpaksa tunduk kepada kekuasaan Majapahit yang berkuasa di wilayah suatu malam yang gelap, dengan hati yang berat, Putri Selaras memutuskan untuk melarikan diri demi menjaga kebebasan dan martabat rakyat Jambi. Ia hanya ditemani oleh beberapa pengawal setia yang ikut dalam perjalanan pelariannya. Di bawah bulan yang bersinar terang, mereka melintasi hutan-hutan lebat dan mengarungi sungai-sungai yang deras. Pasukan Majapahit yang berusaha mengejarnya semakin dekat, sehingga mereka harus terus bergerak dengan cepat untuk menghindari mereka beristirahat sejenak di tepi sungai Batanghari, Putri Selaras merasa kebingungan. Ia tahu bahwa ia harus mencari tempat baru untuk membangun istana dan menjaga kedaulatan rakyat Jambi, tetapi ia tidak tahu bagaimana cara menemukan tempat yang tepat. Saat itulah, datanglah seorang dukun tua yang bijaksana, yang telah mendengar tentang keberaniannya dan keinginannya untuk melindungi tersebut mendekati Putri Selaras dengan penuh rasa hormat. “Permisi, Yang Mulia Putri. Saya adalah Dukun Lembah Hijau, orang yang telah lama berhubungan dengan alam dan memiliki pengetahuan tentang petunjuk-petunjuk yang tersembunyi,” ucap dukun dengan Selaras menatap dukun tersebut dengan harapan. “Tuan Dukun, saya tidak tahu harus bagaimana. Saya ingin mencari tempat yang tepat untuk membangun istana baru, tetapi saya tidak memiliki petunjuk.”Dukun Lembah Hijau tersenyum. “Ada cara yang mungkin dapat membantu Anda, Yang Mulia. Saya memiliki petuah kuno yang dulu digunakan oleh nenek moyang kita. Jika Anda ingin, saya dapat memberikan petunjuk tersebut kepada Anda.”Putri Selaras langsung tertarik. “Mohon, beri tahu saya cara tersebut, Tuan Dukun. Saya ingin melakukan apapun yang diperlukan untuk melindungi rakyat Jambi dan menjaga kebebasan mereka.”Dukun Lembah Hijau menjelaskan dengan sabar. “Yang Mulia, Anda perlu melepaskan dua ekor angsa, seekor jantan dan seekor betina, ke sungai Batanghari. Perhatikan dengan seksama di mana kedua angsa itu berhenti berenang. Tempat tersebut akan menjadi lokasi yang tepat untuk membangun istana baru, sebagai pengganti istana yang Anda tinggalkan di Pagaruyung.”Putri Selaras mengangguk. “Terima kasih, Tuan Dukun. Saya akan melakukannya segera.”Pada malam berikutnya, setelah mereka beristirahat sejenak, Putri Selaras mempersiapkan ritual yang dianjurkan oleh Dukun Lembah Hijau. Ia melepaskan angsa jantan dan betina ke sungai Batanghari, sambil berdoa agar mereka membawanya ke tempat yang tepat untuk membangun istana angsa-angsa itu berenang menjauh, Putri Selaras dan pengawalnya menunggu dengan penuh harap. Mereka mengikuti setiap gerakan angsa-angsa tersebut, mengamati dengan seksama di mana mereka akan beberapa waktu, angsa jantan dan betina berhenti di sebuah daratan kecil di tengah sungai Batanghari. Putri Selaras merasa lega dan yakin bahwa inilah tempat yang dimaksud dalam petunjuk dukun. Di sanalah ia memutuskan untuk membangun istananya melewati perjalanan yang panjang dan berliku, Putri Selaras dan pengawalnya akhirnya mencapai daratan tersebut. Mereka segera memulai pembangunan istana baru yang megah, dengan bantuan masyarakat setempat yang antusias. Setiap orang bekerja keras untuk membangun istana yang akan menjadi simbol kebesaran dan keberanian Putri istana baru itu selesai dibangun, Putri Selaras mengundang para pemimpin suku dan tokoh terkemuka Jambi untuk menghadiri upacara peresmiannya. Mereka datang dengan membawa hadiah-hadiah yang berharga sebagai tanda penghormatan kepada Putri Selaras. Upacara tersebut dipenuhi dengan kegembiraan dan kegembiraan, karena rakyat Jambi mendapatkan pemimpin baru yang mereka cintai dan acara peresmian istana, Putri Selaras berbicara kepada rakyatnya dengan penuh semangat. “Hari ini, kita merayakan keberhasilan kita dalam membangun istana baru yang megah. Namun, lebih dari itu, kita merayakan kebebasan kita. Kita telah membuktikan bahwa kita adalah bangsa yang teguh dan tidak akan tunduk pada kekuasaan yang melanggar martabat kita. Mari kita jaga kebebasan kita dengan keberanian dan keuletan. Bersama-sama, kita akan mencapai kejayaan yang lebih besar lagi!”Rakyat Jambi yang hadir bersorak dan bertepuk tangan, penuh semangat dan harapan. Mereka merasa bangga memiliki seorang pemimpin seperti Putri Selaras yang berani melawan penindasan dan berjuang untuk kebebasan saat itu, istana baru Putri Selaras di tepi danau menjadi pusat kekuasaan kerajaan Melayu Jambi yang baru. Kerajaan ini berkembang pesat di bawah kepemimpinan Putri Selaras, yang juga dikenal sebagai Ratu Angso Duo. Legenda tentang Angso Duo dan perjuangan Putri Selaras untuk mempertahankan kebebasan dan martabat rakyat Jambi terus diceritakan dari generasi ke Duo melambangkan keberanian dan keteguhan hati Putri Selaras. Dengan menempatkan kepercayaannya pada petunjuk angsa tersebut, ia berhasil menemukan tempat yang cocok untuk membangun istana baru dan memulai kehidupan baru. Kisah ini menjadi cerita rakyat yang diwariskan turun temurun, menginspirasi keteguhan hati dan semangat dalam menghadapi tantangan dalam kini, cerita Angso Duo menjadi warisan budaya yang berharga bagi masyarakat Jambi. Legenda ini mengajarkan kita untuk mempercayai petunjuk hati dan memiliki keberanian untuk mencari jalan menuju keberhasilan, meskipun dalam menghadapi kesulitan dan rintangan yang mungkin menghadang. Putri Selaras dan Angso Duo tetap menjadi simbol keberanian dan inspirasi bagi rakyat Jambi yang bangga dengan warisan budaya cerita singkat yang populer, yang berjudul cerita rakyat Jambi tentang asal-usul Angso Duo yang inspiratif, lengkap dengan pesan moral yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah pentingnya keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi perubahan dan tantangan dalam Selaras, sebagai tokoh utama dalam cerita, memiliki semangat yang tak tergoyahkan untuk melindungi rakyatnya dan mempertahankan kebebasan petunjuk angsa, Putri Selaras menunjukkan bahwa dia tidak hanya mengandalkan keberuntungan semata, tetapi juga memiliki kepercayaan pada intuisi dan petunjuk memperlihatkan bahwa dengan keberanian dan keyakinan pada diri sendiri, kita dapat menemukan jalan menuju kesuksesan dan itu, cerita rakyat Jambi tentang asal-usul Angso Duo juga mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati dan menjaga warisan budaya serta sejarah Selaras membangun istana baru di tempat yang diberikan petunjuk oleh angsa, sebagai upaya untuk memulai kehidupan baru yang menghormati akar budaya dan sejarah kerajaan Melayu Jambi.